Pesantren Zumrotul Muttaqien


K.H.M. Kholil
Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien didirikan pada sekitar tahun 1990 oleh KH Muhammad Kholil di Kampung Padasuka Desa Situraja Utara, Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Jawa Barat.
Berawal dari dirintisnya berbagai majlis ta’lim dan pengajian-pengajian di sekitaran Kec. Situraja dan Kec. Cisitu oleh KH Muhammad Kholil sejak tahun 1984, serta disaat yang bersamaan kala itu dimulainya kegiatan Pesantren Kilat pada setiap libur panjang, maka didirikanlah Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien.
Pada saat tersebut KH Muhammad Kholil sudah membina hampir empat puluh majlis taklim dan pengajian rutin yang beliau tangani langsung. Dan setiap digelar Pesantren kilat di rumah beliau, selalu diikuti oleh ratusan santi dari seluruh pelosok Situraja dan Kabupaten Sumedang, bahkan dari luar Provinsi Jawa Barat.  Malah, KH Muhammad Kholil pernah mendapatkan penghargaan sebagai Pengelola Pesantren Kilat dengan peserta terbanyak se Kabupaten Sumedang yang mencapai lebih dari lima ratus peserta.
Melihat animo masyarakat akan keberadaan tempat mengaji khususnya bagi para anak-anak, maka di belakang rumah KH Muhammad Kholil dibangunlah madrasah yang kelak akhirnya direnovasi menjadi asrama pusaka dan aula utama Pondok Pesantren.
Seperti yang diperkirakan sebelumnya, animo masyarakat terhadap keberadaan pesantren ternyata cukup tinggi. Terbukti sudah ratusan alumni yang sudah belajar di Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien, dan saat ini sekitar dua ratus santri masih menimba ilmu di Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien.
Kini, sudah berdiri sebuah mesjid, kantor pesantren, asrama putra, asrama putri dan madrasah tambahan disertai rumah pengajar. Selain itu sudah ada pula bangunan untuk PAUD dan Raudhatul Athfal serta satu kelas ruangan untuk MTs.
Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien mengedepankan pendidikan pesantren salafiyah, yaitu metode pendidikan pesantren tradisional pada umumnya, namun demikian kajian, kurikulum, dan beberapa metode kegiatannya sudah dielaborasi dengan pendekatan lebih moderat namun tentunya tanpa menghilangkan substansi kepesantrenannya.
Secara umum, Pondok Psantren Zumrotul Muttaqien mengedepankan ajaran ahlussunnah wal jama’ah dengan memijakkan diri dalam bingkai nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai sebuah kerangka berbangsa dan bernegara. Selain itu dalam dinamikanya menjunjung nilai-nilai kearifan local dari budaya dan tradisi bangsa Indonesia khususnya Budaya dan tradisi sunda.
Tahun 2008, Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien mendirikan Yayasan Zumrotul Muta’allimin sebagai sebuah upaya formalisasi payung hukum dalam melakukan kegiatan pendidikan formal. Maka, tahun 2011 ini Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien telah membuka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Raudlatul Athfal (RA) serta dibukanya MTs Zumrotul Muttaqien.

"Asal Mula Nama “ ZUMROTUL MUTTAQIEN”
Nama “ZUMROTUL MUTTAQIEN” diambil dari salah seorang tokoh ulama di Jawa Barat yang berasal dari Tasikmalaya, yaitu almaghfurlah KH Zumrotul Muttaqien. Beliau lahir sekitar akhir abad ke-18 di Gunung Pari Tasikmalaya. Beliaulah pendiri Pesantren tertua di Tasikmalaya, yaitu Pondok Pesantren Gunung Pari pada sekitar tahun  1880 an. Beliau dikenal sebagai salahseorang ulama yang sangat wara’ dan dakwahnya sangat santun, sehingga sangat dihormati para ulama saat itu dan sekaligus disegani oleh penjajah Belanda. Beliau selalu menjadi bahan rujukan para ulama dan pimpinan pesantren kala itu. Bahkan, karena sangat diseganinya tentara Belanda selalu membuat teritori atau menjaga jarak dengan lokasi Pesantren beliau bila ada pertempuran, sampai-sampai kampung Gn. Pari sama sekali tidak pernah tersentuh oleh kedatangan tentara Belanda.
Salah satu murid beliau yang terkenal adalah KH Zainal Mustofa, yang merupakan salah satu Pahlawan Nasional sekaligus Pendiri Pesantren Sukahideng Singaparna.
Makam beliau masih terawat dengan baik disamping haaman Pondok Pesantren Gn. Pari Desa Sukamenak Kec. Sukarame Tasikmalaya, Jawa Barat. Banyak para peziarah yang sering mengunjungi makam beliau hingga saat ini. Bahkan para pesantren-pesantren yang didirikan oleh para murid KH Zumrotul Muttaqien selalu mengadakan kegiatan napak tilas bagi santri-santrinya menuju makam KH Zumrotul Muttaqien.
Pesantren yang didirikan beliau saat ini dipimpin oleh putra bungsu beliau yaitu KH Mukhtar Muttaqien yang salah satu puterinya yaitu Ibu Elis Umayyah akhirnya menikah dengan KH Muhammad Kholil yang sekarang memimpin Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien di Situraja, Sumedang yang secara kebetulan beliau pun adalah salah satu santri KH Atang Mukhtar Muttaqien.
Atas pertimbangan ketokohan dan semata “ngalap berkah” dari nama besar beliau, maka diputuskanlah Pondok Pesantren ini diberi nama Zumrotul Muttaqien.
Dalam bahasa Indonesia, ZUMROTUL MUTTAQIEN berarti taman orang-orang yang bertaqwa. Semoga selain berkah keilmuan dan kemuliaan dari nama besar beliau, diharapkan cita-cita perjuangan beliau bisa terus berlanjut, sehingga taman orang-orang 
yang bertaqwa itua aka nada dimana-mana, di seantero nusa dan bangsa. Amin.

"Filosofi Lambang”

Logo
Logo Pondok Pesantren ini dibuat oleh putera pertama KH Muhammad Kholil, yaitu Ust. Aip syaiful Mubarrok, MBA, Ph.D. Beliau ditugaskan oleh ayahanda beliau untuk membuat logo Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien. Tentunya sebagai keluarga pesantren salaf dan penerus ajaran ahlussunnah waljama’ah dan sebagai bentuk tradisi keluarga nahdliyyin, proses pembuatan logo ini pun tidak lepas dari istikhoroh dan ritual dzikir meminta petunjuk dari Allah SWT agar logo ini tidak sekedar sebuah lambang namun juga bisa menguatkan dan menetapkan keistiqomahan atas tugas dan identitas Pondok Pesantren Zumrotul Muttaqien.
Bingkai logo berbentuk persegi mengambil dari pemahaman sunda “masagi” yang berarti mumpuni, mampu, sempurna dalam berlaku dan berilmu
Warna dasar hijau melambangkan alam semesta yang tidak bisa dilepaskan dari dinamika peradaban manusia.
Lingkaran warna putih melambangkan idealisme yang jernih dan murni. Dua lingkaran putih itu membingkai empat pusar yang melingkar. Keempat pusar itu melambangkan KETUHANAN, KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, dan KEILMUAN. Semuanya dibingkai sebagai sebuah kesatuan utuh yang tak terpisahkan, berwarna kuning sebagai lambang kejayaan.
Ditengahnya ada bangunan yang dibentuk dengan kaligrafi bertuliskan “ZUMROTUL MUTTAQIEN” sebagai sebuah tata bangunan dan prinsip perjuangan sebagai sebuah landmark Syi’ar dan dakwah Islam yang dilambangkan dengan menara yang diujungnya ada kubah serta disampingnya ditutup atap bangunan yang melambangkan keutuhan dan keragaman serta keterbukaan dengan kearifan lokal.
Dibawahnya ditulis nama “PONDOK PESANTREN ZUMROTUL MUTTAQIEN” dengan font yang tegas, melambangkan sebuah identitas yang memikul peran dan tanggungjawab dalam eksistensinya sebagai sebuah lembaga Pondok Pesantren yang menyiarkan dan mendakwahkan Islam.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More